SILAT JABAR – Tradisi Seren Taun ke-656 di Kasepuhan Gelar Alam, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, mendapat apresiasi tinggi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi. Tradisi ini dinilai sebagai contoh nyata penerapan tata kelola pertanian berkelanjutan yang mendukung kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Kepala DLH Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, mengungkapkan bahwa Seren Taun Gelar Alam mencerminkan bagaimana masyarakat adat menerapkan prinsip pertanian organik tanpa pupuk kimia, yang sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.
“Tradisi ini adalah bukti konkret bahwa masyarakat adat telah memahami dan menerapkan konsep pertanian berkelanjutan. Praktik ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memastikan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani,” ujar Prasetyo, Senin (7/10/2024).
Menurutnya, pengelolaan sumber daya alam di Kasepuhan Gelar Alam menjadi model ideal bagi pertanian berkelanjutan. Pertanian organik yang dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia menunjukkan bahwa pendekatan harmonis terhadap alam dapat menghasilkan hasil bumi yang melimpah sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
“Masyarakat adat sangat menghargai padi sebagai salah satu keanekaragaman hayati yang penting. Ini menjadi kunci untuk menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Seren Taun Gelar Alam adalah tradisi tahunan yang telah berlangsung selama ratusan tahun sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah. Tradisi ini tidak hanya memperkuat identitas budaya masyarakat adat tetapi juga sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan.
DLH Kabupaten Sukabumi melihat pelestarian budaya seperti Seren Taun sebagai salah satu cara untuk mendorong keberlanjutan lingkungan tradisi ini.***