Budaya  

Danjen Kopassus, Komitmen Jaga Tradisi Budaya Pencaksilat

Reporter : Liputan Khusus

BANDUNG, SILATJABAR.COM,- Komandan Jenderal Pasukan Khusus (Kopassus) TNI- AD, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Mohammad Hasan, berkomitmen akan mengembangkan tradisi budaya pencaksilat di jajaran pasukan elite milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) khususnya Kopassus.

Hal itu dikatakan, terhadap sahabat lamanya Phinera Wijaya Ketua Umum IPSI Jawa Barat, usai pihaknya melakukan nostalgia berbagi bansos ke kampung halamannya, di Babakan Garut, Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batunggal, kota Bandung. Rabu (18/11/2020).

Muhammad Hasan mengatakan, pihaknya ingin mengajak Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Barat untuk berkolaborasi dalam pengembangan tradisi budaya pencaksilat dilingkungan kesatuannya.

“Sebenarnya, dikesatuan Kopassus juga sudah ada beladiri pencaksilat sejak dahulu. Seperti halnya,  perguruan Merpati Putih,” Ujar Jenderal berbintang dua tersebut pada awak media Silatjabar.com, di Kantor Kosgoro 57 provinsi Jawa Barat, Jalan Rebana, No.02, Bandung.

Lebih jelasnya, tegas dia. Disini, ada komandan Pusdikpassus TNI-AD. Kedepannya diharapkan pengprov IPSI Jabar dapat bekerja sama untuk latihan beladiri pencaksilat.

“Ya, secara geografis jarak lebih dekat dengan Pusdiklatpassus. Dan pengprov IPSI Jabar bisa koordinasi lebih lanjut,” tutur Danjen Kopassus yang diiyakan oleh  Brigjen TNI Thevi.A.zebua sebagai Komandan Pusdikpassus Batujajar.

Danjen Kopassus, Mayjen TNI Muhammad Hasan, menerima simbolis sebuah Kujang dari sahabat lamanya, H. Phinera Wijaya di Kantor Kosgoro 57 Jabar, Jl .Rebana, No.2, Bandung.  Rabu (18/11/2020).

Ia pun menjelaskan, pada awalnya ilmu beladiri pencaksilat hanya khusus diajarkan kepada komando pasukan khusus (Kopassus). Namun, sekarang ini, sudah hampir tersebar di seluruh nusantara  bahkan dunia.

“Sekarang kita bangkit lagi, dan pencaksilat harus tetap dipertahankan sebagai jati diri budaya bangsa Indonesia,” tegas Mayjen TNI Muhammad Hasan.

Baca Juga :  Pagelaran Seni dan Budaya, Warnai HUT Ke-21 Kota Cimahi

Dalam momentum tersebut, Ketum Pengprov IPSI Jabar, H. Phinera Wijaya, menjelaskan bahwa pencaksilat telah diakui oleh UNESCO, sebagai warisan harta tak benda milik bangsa Indonesia.

“Ya, tepatnya tanggal 12 Desember 2019 lalu, melalui sidang UNESCO, Intergovernmental committe  for safeguarding of the intangible culture heritage (IHG) di Bogota, Colombia. Dan, Alhamdulillah kita patut bersyukur,” tutur kang Icak panggilan akrabnya.

Peristiwa sejarah itupun menjadikan catatan tersendiri bagi keluarga besar Pencaksilat, khusunya IPSI Jabar, kata kang Icak. Meski demikian, tentunya juga menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

“Perlu kerja keras kita untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO, namun sebenarnya ada hal yang jauh lebih berat dari apa yang kita capai, yaitu mempertahankannya,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya mendorong pemerintah melalui Kemendikbud- Republik Indonesia dan Dirjen Kebudayaan. Secepatnya, dengan segera untuk dapat merealisikan tanggal 12 Desember sebagai Hari Pencaksilat Dunia.

iklan:

“Semoga, pemerintah dapat mensupport dan segera bisa merealisasikannya,” pungkas kang Icak. 

Mengenai kerjasama dengan militer, kang Icak pun menegaskan, bahwa pihaknya telah melakukan Mou dengan Kodam III Siliwangi dan Kostrad di Karawang.

“Alhamdulillah, kita telah dipercaya melatih 250 prajurit Kostrad terpilih melalui BDM CAKRA. Sedang untuk Kodam III Silawangi, kita sudah Mou pencaksilat maung siliwangi,” jelasnya.

Menutup kunjungan Danjen Kopassus TNI-AD, Kang Icak, kepada awak media menghaturkan terima kasih terhadap sahabat lamanya, Mayjen TNI Muhammad Hasan.

“Saya sangat bangga kedatangan tamu Jenderal, sekaligus temu kangen kepada sahabat lama. Yang jelas kita akan terus bersinergi dalam hal apapun. Terlebih, urusan pencaksilat,” tutup kang Icak.***