Reporter : Liputan Khusus
BANDUNG, SILATJABAR.COM,- Pasca ditetapkankanya 12 Desember sebagai Hari Pencaksilat Jawa Barat serta Penetapan Pencaksilat sebagai muatan lokal Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar oleh Gubernur Jawa Barat, M. Ridwan Kamil, di Gedung Sate, Jl. Diponegoro, Bandung. (12/12/2021) lalu.
Hal ini, tentu menjadi tanggung jawab besar Pengprov IPSI Jabar, dalam mengimplementasikan instruksi Gubernur Jawa Barat, terlebih pada pelaksanaan Muatan Lokal (Mulok) Dinas Pendidikan Jawa Barat.
Untuk itu, Pengprov IPSI Jabar langsung tancap gas, berkoordinasi dengan stakeholder terkait dan langsung mengelar Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Mulok. Jumat (08/01) kemarin.
Situasi Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Mulok Pencaksilat. Jumat (08/01/2021).
Rakor Mulok dihadiri oleh Ketua Umum IPSI Jabar, H.Phinera Wijaya,SE, Ketua Harian, DR. Sony Hersona, Wakil Ketua I Bidang Organisasi, Agus Sihombing, SH.MH, Binpres IPSI Jabar, DR. Mulyana, M.Pd, Pelatih DR. Ferry Hendarsin, dan Jajaran pengurus IPSI yang lain.
Ketua Umum IPSI Jabar, H. Phinera Wijaya mengatakan, mulok harus segera dilaksanakan karena instruksi langsung Gubernur Provinsi Jawa Barat.
“Kita harus siap, kita harus bisa membuktikan bahwa IPSI Jabar mampu menjawab tantangan yang diberikan Gubernur,” tegas Kang Icak dalam sambutannya.
Kenapa mesti 12 Desember, kata Kang Icak. Karena tepat satu tahun diakuinya Pencaksilat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) resmi milik bangsa Indonesia oleh UNESCO.
“Itu, merupakan momentum sejarah Pencaksilat Indonesia,” tutur Kang Icak pada SILATJABAR.COM, Jum’at (08/01) lalu.
BACA JUGA : |
Ia pun berpesan agar semua insan pencaksilat, melepaskan ego bersatu dalam mewujudkan cita-cita mulia ini.
“Lepas ego paguron, susun visi misi yang jelas demi prestasi. Karena ini sejarah buat generasi millenial yang akan datang,” pungkas H.Phinera Wijaya Legislator DPRD Provinsi Jawa Barat.
Sementara itu, DR. Mulyana, M.Pd Binpres IPSI Jabar sekaligus Praktisi Akademisi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), menjelaskan teknis mulok dalam implementasi di sekolah.
“Nanti kita bahas bersama, baik Pasal dan Babnya untuk disepakati atau direvisi. Jadi lebih efektif dan dinamis, sehingga singkron denga kurikulum Dinas Pendidikan,” kata Mulyana yang juga manager PON XX/2022.
BACA JUGA : |
Dikatakan Mulyana, Mulok itu jadi dasar pelestarian pencaksilat di sekolah. Maka harus disusun dengan benar, terukur dan tepat sasaran.
Sehingga, lanjut dia. Tidak terkesan asal jadi, karena ini menyangkut kurikulum dasar dan menengah di satuan pendidikan.
“Ini kan untuk SD, SMP, SMA/SMK. Kita harus sesuaikan, agar bisa diterima peserta didik secara efektif dan efisien,” tuturnya.
Hal senada disampaikan, Ketua Pelatih DR. Ferry Hendarsin, sebagai praktisi olahraga, pihaknya mengakui perihal kesiapan SDM sangat dibutuhkan termasuk kepelatihan.
“IPSI Jabar harus bisa mengukur kebutuhan pelatih, karena itu penting menyangkut kualitas mulok nanti,” kata Ferry.
Secepat mungkin, kata Ferry. Apalagi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengintruksikan di semester dua tahun 2021. Mulok harus sudah bisa dilaksanakan di sekolah SD, SMP, SMA/SMK di Jawa Barat.
“Kita dikejar tayang, kalau memang diperlukan sertifikasi kepelatihan. Harus secepatnya koordinasi dengan leading sektornya Disdik Jabar,” tegas Ferry mantan coach ASIAN GAMES 2018 lalu. ***