Edwin Senjaya Pioneer Silat Bebas Indonesia

Reporter : Liputan Khusus

BANDUNG, Salah satu pendiri Federasi Beladiri Profesional Indonesia (FB Pro Indonesia), Edwin Senjaya merupakan sosok yang tidak bisa pungkiri dari semaraknya tarung bebas MMA (Mixed Martial Art) di Indonesia. Khususnya Silat Bebas Indonesia yang saat ini lagi ngetrend dan tuai popularitas.

Seperti diketahui, Bandung Fighting Club (BFC) adalah sebagai inisiator berdirinya FB Pro Indonesia,  bersama lima klub bela diri lainya. Sedang Edwin sendiri merupakan pembina Bandung Fighting Club (BFC).

BACA JUGA

Diketahui, selain BFC, lima klub bela diri profesional tersebut adalah Batam Fighter Club, Bandung Karate Club (BKC), Sasana Satria Negara, BSA, dan Garuda Martial Art (GMA).

Dari Ke-enam klub profesional tersebut, meliputi cabang bela diri silat dari perguruan bangau putih dan merpati putih, jujitsu, muay thai, dan MMA.

Edwin Senjaya mengungkapkan saking cintanya pada seni bela diri, khususnya pencaksilat. Dirinya berkeinginan silat untuk berinovasi menjadi bagian dari perkembangan Mixed Martial Arts (MMA) di Indonesia.

“Ya, saya memang pingin banget. Silat itu ada dibagian dari tarung bebas (Ultimate Fighting Championship), yang sebenarnya mulai dipopulerkan di tahun 90 an,” kata Edwin pada awak media SILATJABAR.COM, Senin (08/02/202).

Diakui, Silat Bebas lahir atas inisiatornya bersama rekannya bung Marsyel Ririhena, Benny Gautama bahkan Ketum FB Pro Indonesia, bung Taufan Rotorasiko, imbuhnya.

Atlet Indonesia untuk bela diri pro itu sangat banyak, tapi kesulitan untuk mengembangkan prestasi di dunia. Ini yang menjadi motivasi terbesar,” ujar legislator Wakil Ketua DPRD Kota Bandung. 

Teman-teman dari silat sepakat untuk membawa silat masuk ke MMA (Mixed Martial Art). Jika semua atlet-atlet silat bisa bersatu, maka kuta yakin bisa membawa silat berbicara di kancah dunia,” tutur Edwin Senjaya yang juga Ketua Umum MASPI.

Baca Juga :  Dikdik Ingatkan Warga Cimahi akan Pentingnya Vaksin Polio

Edwin pun mengaku bangga terhadap perkembangan Silat Bebas Indonesia. Menurutnya, kini sudah mulai populer dan semakin diminati kaum millenial pecinta MMA.

“Alhamdulillah, trend  sangat positif. Bahkan animo pecinta silat bebas juga luar biasa. Hanya karena Covid-19 memang sedikit jadi kendala, tapi perkembangannya sudah bagus,” pungkasnya.

Ditanya soal prestasi, bahkan Edwin sedikit jumawa. Pasalnya, beberapa anak didiknya pun membuktikan sebagai juara di event perdana.

“Alhamdulillah, pertama kali terjun di Silat Bebas Indonesia, Yudi Cahyadi (65 kg) dari BFC atlet kita terjun langsung juara,” tandas dia. 

Ia pun berharap Silat Bebas Indonesia kedepan dapat dijadikan program di One Pride (MMA), yang disiarkan rutin di salah satu TV Nasional swasta.

“Sejauh ini masih eksibhisi (Exhibition),  Insya Allah kedepan mudah-mudahan bisa jadi program tersendiri. Dan ada juara nasional di setiap kelasnya,” tutup Ewdin Senjaya. ***