Reporter:Liputan Khusus
CIMAHI – Memasuki musim penghujan Pemerintah Kota Cimahi terus berupaya untuk mengantisipasi musibah banjir. “Macul Perdana” atau Ground Breaking Pembangunan Kolam Retensi Pasir Kaliki secara alami dilakukan Pemerintah Kota Cimahi pada hari Rabu (17/11/2021) di lahan Kolam Retensi RW12 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara.
Turut hadir dalam kegiatan ini Wali Kota Bandung, Oded M Danial, Kepala Dinas Sumberdaya Air Provinsi Jawa Barat, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Ketua Harian Satgas PPK DAS Citarum, serta Sektor 21 dan 22 Satgas Citarum Harum.
“Alhamdulillah pada hari ini kita melakukan “macul perdana” Kolam Retensi atau Embung Pasirkaliki,” Tukas Plt. Wali Kota Cimahi, Letkol (Purn) Ngatiyana.
Ia menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Kerjasama (MoU) Pemerintah Kota Cimahi dan Pemerintah Kota Bandung pada tanggal 4 Oktober lalu terkait banjir di daerah perbatasan Kota Bandung dan Cimahi.
“Alhamdulillah kegiatan pembangunan embung ini direalisasikan dan bahkan diberikan bantuan, alat berat Beco dari Kota Bandung untuk pembangunan Embung ini, dan hal Ini tentunya merupakan bentuk keseriusan baik dari Pemerintah Kota Bandung dan Pemerintah Kota Cimahi dalam pembangunan irisan perbatasan dalam mengatasi banjir di daerah perbatasan Kota Cimahi.”
Studi kelayakan pembangunan Kolam Retensi Pasirkaliki ini telah dilakukan sejak tahun 2014 yang lalu, kemudian pembebasan lahan dilakukan pada tahun 2019 dan 2020 seluas 9.190 (sembilan ribu seratus sebilan puluh) meter persegi dengan biaya mencapai Rp. 33.000.000.000 (tiga puluh tiga milyar rupiah).
Sementara perencanaan detailnya telah dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum pada tahun 2020. Pemerintah Kota Cimahi sendiri telah mengajukan usulan pembangunannya kepada BBWS Citarum dan baru masuk rencana kerja BBWS di tahun 2023.
“Karena pembangunan konstruksinya masih harus menunggu dua tahun lagi maka atas dasar kebutuhan penanganan dan penanggulangan bencana yang segera perlu dilakukan percepatan dengan memanfaatkan semua potensi yang ada, baik di Kota Cimahi maupun di Kota Bandung, walaupun sifatnya hanya sementara, mudah-mudahan pembangunan kolam retensi secara alamiah ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di Kota Cimahi dan Kota Bandung,” ujar Ngatiyana.
Pembangunan kolam retensi ini merupakan salah satu upaya untuk mengatasi banjir yang kerap melanda Kota Cimahi dan sekitarnya. Ngatiyana menjelaskan bahwa terdapat sekitar 19 titik banjir dengan luasan mencapai 42 hektar, akibat meluapnya air sungai melebihi palung sungai yang melewati Kota Cimahi.
“Salah satunya adalah banjir di daerah aliran sungai Cilember, yang dampaknya tidak hanya menggenangi kawasan permukiman di Kota Cimahi tetapi juga di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung,” ungkap Ngatiyana.
Ngatiyana pun menjelaskan penyebab banjir di Kota Cimahi dikarenakan oleh beberapa hal, “….antara lain adanya penyempitan penampang sungai, adanya aktivitas pembuangan sampah ke sungai, sedimentasi saluran sungai, serta adanya limpasan air yang besar dari daerah hulu sungai.”
Pemerintah Daerah Kota Cimahi telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi permasalahan banjir di Kota Cimahi.
“Pemerintah Kota Cimahi terus berupaya untuk mengatasi permasalahan ini. Kami telah melakukan beberapa upaya, di antaranya merehabilitasi saluran drainase dan tanggul sungai yang rusak, membangunan saluran drainase permukiman, membangun sudetan, melebarkan sungai, yaitu salah satunya yang saat ini sedang dilaksanakan pembebasan lahannya di Kelurahan Cigugur Tengah dan Kelurahan Melong serta pembangunan dan pemeliharaan embung atau kolam retensi, di mana salah satunya adalah yang akan dibangun di tempat ini,” tutur Ngatiyana.
Dalam kesempatan kali ini pun Ngatiyana mengungkapkan harapannya pada Gubernur Jawa Barat, “Kami mohon agar kegiatan kerja sama seperti ini juga dapat difasilitasi dan ditingkatkan. Khusus untuk anggaran pembebasan lahan di Kabupaten Bandung dan Kelurahan Melong untuk penanganan banjir di kawasan hilir yang tahun lalu dan tahun ini terkena refocusing anggaran, mohon kiranya dapat diprioritaskan kembali,” harapnya. (Red/Humas).**