Reporter : Liputan Khusus
ADIKARYA PARLEMEN
BANDUNG – Jawa Barat berpotensi kehilangan 100.000 petani produktif akibat berkurangnya lahan pertanian karena beralih fungsi. Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Ahmad Hidayat.
“Kurang lebih sekitar 100.000 petani di Jawa Barat ini hilang, ada yang meninggal, ada yang lahannya alih fungsi atau ada juga yang beralih profesi,” ungkapnya.
Ahmad berpendapat, jika hal tersebut tidak diantisipasi oleh Pemprov Jabar maka ke depannya Jawa Barat akan menghadapi kelangkaan petani. Oleh karena itu, Ahmad mengapresiasi langkah pemprov dengan Program Petani Milenial dimana hal ini bisa menjadi salah satu solusi regenerasi petani di provinsi itu.
“Jadi tujuannya dari petani milenial ini selain regenerisasi juga untuk ketahanan pangan,” kata dia.
Namun Ahmad juga mengkritisi beberapa hal teknis yang perlu diperbaiki, sehingga ke depannya program ini bisa lebih baik. Ia mengaku, Komisi II bersama pemerintah terus menggodog dan menyempurnakan program ini.
“Kami dari Komisi II bersama-sama pemerintah provinsi perlu bekerja ekstra, karena memang menciptakan petani tinggal di desa tapi rezeki kota, itu bukan perkara mudah, ada kendala-kendala lahan dan sebagainya,” urainya.
Lebih lanjut anggota DPRD Jabar dari Fraksi Partai Golkar tersebut menegaskan regenerasi petani menjadi target utama untuk kembali meningkatkan ketahanan pangan di Jawa Barat.
“Sekarang kita targetnya meregenerasi petani dulu, membentuk mental petani. Karena berbicara bisnis di pertanian sulit, tidak mudah, dapat uangnya susah, banyak tantangannya, setelah itu kita kejar ke target untuk ketahanan pangannya,” pungkasnya. (Red).**