Kata Yuddy, hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan optimisme terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Diproyeksikan, pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2023 sebesar 10,4 persen yoy, tumbuh positif meski tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit di tahun lalu.
Optimisme Bank BJB, sebut Yuddy, antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit. Menurutnya, faktor suku bunga menjadi tantangan bagi sektor perbankan, karena dampak dari kenaikan suku bunga acuan yang sudah naik sebesar 225 basis poin sejak pertengahan 2022.
Oleh karenanya, lanjut dia, perseroan fokus dalam mendorong pendapatan lainnya melalui produk layanan berbasis fee based income, ekosistem digital, produk layanan berbasis teknologi dan wealth management. ‘’Pertumbuhan bisnis Bank BJB di awal tahun 2023 fokus mengambil langkah yang lebih selektif untuk pertumbuhan kredit yang berkualitas sekaligus berupaya menjaga yield yang memadai,’’ ujar Yuddy.
Mengawali 2023, bisnis konsumer Bank BJB menyumbang sebagian besar porsi penyaluran kredit yang dilakukan terus bertumbuh dengan tingkat non performing loan (NPL) yang terjaga sangat baik.
Dijelaskan Yuddy, dalam mengimbangi kebijakan suku bunga acuan yang terus mengalami kenaikan, Bank BJB terus melakukan manajemen likuiditas yang baik, agar likuiditas tetap ample dengan biaya dana yang manageable, sehingga lebih efisien dalam biaya dana.