Kegembiraan HCS 2024 di Sukabumi Berbenturan dengan Keluhan Pedagang Kecil

Palabuhanratu, silatjabar.com – Kabupaten Sukabumi menjadi tuan rumah Healthy Cities Summit (HCS) 2024, yang akan dihadiri oleh ratusan kepala daerah dari seluruh Indonesia. Di balik gegap gempita acara nasional ini, muncul keluhan dari pedagang kecil yang merasa dirugikan oleh pelaksanaannya.

Warga Citepus, Diki Permana, yang merupakan pelaku usaha kecil, menyampaikan bahwa meskipun HCS 2024 terlihat meriah dengan baliho dan umbul-umbul di berbagai titik, dampak positif dari acara ini kurang dirasakan oleh masyarakat setempat.

“Sebagian besar masyarakat tahu tentang acara ini melalui baliho, tetapi dampaknya tidak terasa bagi kami yang menjalankan usaha kecil,” ujar Diki, Sabtu (26/7/2024).

Baca Juga : Kegembiraan HCS 2024 di Sukabumi Berbenturan dengan Keluhan Pedagang Kecil

Instruksi dari RT dan RW untuk menjaga kebersihan dan memasang dekorasi juga menambah beban biaya bagi warga, karena tidak ada anggaran yang disediakan.

“Kami diminta untuk memasang umbul-umbul dan menjaga kebersihan, tetapi semua itu dilakukan dengan biaya pribadi,” kata Diki.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Ega, seorang pedagang di Kidangkecana. Ia mengeluhkan adanya larangan berjualan selama acara berlangsung, yang membuatnya kehilangan pendapatan.

“Kami diberi himbauan dari Satpol PP untuk tidak berjualan di area alun-alun Gadobangkong selama HCS,” kata Ega.

Baca Juga : DPRD Kabupaten Sukabumi Harapkan Dampak Positif dari Healthy Cities Summit ke-VI 2024

Pedagang kecil berharap bahwa acara nasional ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, terutama bagi mereka yang terkena imbas dari pembatasan selama acara berlangsung.

“Katanya sih 2 sampai 3 hari tutup. Pikir kita itu mungkin karena mau sekalian peresmian Alun-alun Gadobangkong, tapi katanya bukan di sini acaranya,” tambah Ega.

Baca Juga :  Tingkatkan Daya Tarik, Dispar Kabupaten Sukabumi Susun Profil Potensi Wisata

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menjelaskan bahwa HCS akan diikuti oleh 200 hingga 300 peserta, bukan 600 peserta seperti yang direncanakan awalnya. Penurunan jumlah peserta ini disebabkan oleh berbagai alasan termasuk situasi politik menjelang Pilkada.

“Awalnya kami memperkirakan 600 peserta, tetapi karena situasi Pilkada dan beberapa kendala lainnya, kini diperkirakan hanya 200 hingga 300 peserta yang akan hadir,” kata Ade.

Kabupaten Sukabumi menjadi tuan rumah HCS setelah menerima penghargaan Swasti Saba dari mulai Padapa, Wiwerda, hingga Wistara untuk ketiga kalinya. Penghargaan tersebut menjadikan Kabupaten Sukabumi layak dipilih sebagai lokasi acara tahun ini.

“Kalau kemarin diadakan di Semarang, di Tangerang, nah tahun ini ingin diadakan di kabupaten. Jadi, kabupaten Sukabumi yang dipilih karena sudah mendapat penghargaan itu,” beber Ade.