DPRD  

Anggota DPRD Jabar, Asep Wahyuwijaya: “Majukan pendidikan berbasis agama”

SILAT JABAR – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Asep Wahyuwijaya menyatakan perlu komitmen bersama dari seluruh pemangku kepentingan dalam memajukan pendidikan berbasis agama.

“Seluruh pemangku kepentingan dunia pendidikan yang berbasis agama Islam harus memiliki dan menjaga komitmen serta landasan moral yang kuat dalam ikhtiar mulianya,” kata pria yang akrab disapa Kang AW di Bogor, Kamis. (16/03/2023).

Legislator asal Kabupaten Bogor itu mencontohkan sebuah pemikiran dari Kuntowijoyo, salah seorang intelektual Muslim Indonesia terkemuka pada era 90an yang merumuskan paradigma (landasan pemikiran dan sikap) gerakan islam yang berbasis pada cita-cita pembebasan (liberasi).

Kuntowijoyo, kata dia, telah menyemai nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan (humanisasi dan emansipasi) yang direalisasikan karena kesadaran ketuhanan (transendensi) sehingga dapat dijadikan rujukan agar seluruh pemangku kepentingan dunia pendidikan islam bisa terus istiqomah (konsisten) dalam menjalankan tugasnya.

“Lembaga pendidikan Islam pada semua tingkatan, mulai dari TK Al-Qur’an, RA hingga Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren harus menjadi instrumen yang akan membebaskan generasi belia umat Islam dari ketidaktahuannya dalam hal pengetahuan agama,” ujar anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat itu.

Kang AW yang juga pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jabar itu pun menilai bahwa lembaga pendidikan agama harus menjadi agen dimana proses transformasi dari kegelapan menuju kehidupan yang penuh cahaya kebaikan.

Menurutnya, lembaga pendidikan Islam juga harus menjadi instrumen dimana nilai-nilai kemanusiaan yang menjunjung kesetaraan, toleransi serta membawa kebaikan bagi manusia dan makhluk lainnya.

Tugas-tugas penting tersebut, kata dia, harus dengan ikhlas dan konsisten dilakukan karena adanya landasan kesadaran religius dan ketuhanan yang melekat kuat di antara para guru, orang tua dan para pemangku kepentingan lainnya.

Baca Juga :  Hasim Adnan Tinjau Kondisi Jembatan Lalay di Desa Bantar Kalong Sukabumi Sangat Memprihatinkan

Jadi, apabila kita semua menyadari dan meyakini bahwa memberikan pendidikan dan pengajaran yang cukup merupakan cara terbaik dan penentu dalam mempersiapkan kapasitas dan kompetensi SDM yang berkarakter religius di masa depan yang penuh dengan gejolak dan tantangan zaman yang jauh lebih hebat maka pada akhirnya spirit transformasi dari gerakan mendidik dan mengajar dari para guru dan semua pemangku kepentingan harus memiliki pondasi dan rancang bangun yang kokoh dan solid.

Kang AW mengatakan, salah satu yang bisa dijadikan sebagai contoh saat ini adalah kondisi madrasah swasta. Pasalnya, pendidikan agama yang dikelola oleh banyak kelompok masyarakat itu masih bisa berdiri dengan kokoh bahkan cenderung meningkat kualitas pendidikannya.

“(Bercermin dari cerita nasib madrasah swasta yang dikelola oleh banyak kelompok masyarakat, meskipun menghadapi banyak keterbatasan namun mereka tetap ikhlas dalam mendidik dan mengajarkan anak-anak hingga berpuluh tahun lamanya. Saya meyakini, Insha Allah semuanya akan memberikan kontribusi yang amat baik bagi anak-anak dalam menghadapi masa depannya,” tutur Kang AW. (Red).*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *