SILATJABAR – Potensi usaha mikro di Kabupaten Tasikmalaya sangat besar peluangnya jika semua elemen memiliki komitmen yang kuat. Salah satu kunci keberhasilan untuk meningkatkan perekonomian diantaranya dengan berinovasi dari bahan yang tidak bernilai ekonomi menjadi bernilai ekonomi tinggi.
Hal itu mengemuka dalam kegiatan Penyebarluasan Peraturan Daerah Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil XV (Kabupaten/Kota Tasikmalaya), Rita Sari Puspita dengan materi Perda No. 15 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Ekonomi Kreatif.
Menurut Rita, sektor pertanian masih banyak yang belum maksimal dalam pengelolaanya. Padahal, dari hulu hingga hilir potensinya bisa dikatakan dapat menguntungkan. Misalnya, salah satu sentra penghasil buah manggis berada di Kabupaten Tasikmalaya. Paradigma masyarakat hanya berfokus pada hasil buahnya saja. Padahal masih banyak yang bisa diolah menjadi penganan yang bisa diawetkan.
“Di Thailand sudah ada buah manggis yang bisa dioven, tetapi tidak merubah bentuk aslinya dan pas dimakan renyah kering,” ujar Rita di Bale Panghegar, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (5/5).
Dia melanjutkan, yang menjadi tantangannya ialah mengedukasi masyarakat atau petani manggis dengan memgadakan program pelatihan-pelatihan. Terlebih, peran serta pemerintah dalam hal ini sangat berperan penting. Termasuk juga dalam hal pemasaran yang cukup sulit untuk menentukan pangsa pasar atau segmentasi pasar. Saat ini, pola pemasarannya masih bersifat konvensional, bukan membaca peluang usaha apa saja yang bisa dihasilkan dari buah manggis tersebut.
“Tentu akan kita dorong agar pemerintah dapat memfasilitasi program pelatihan oengolahan manggis dari buah menjadi bahan olahan dari manggis,” katanya.
Rita juga menjelaskan potensi sektor lainnya, seperti pengolahan kayu di kawasan wisata Kampung Naga banyak pohon atau tanaman keras yang diambil kayunya. Sedangkan, serbuk gergaji atau sisa dari kayu tersebut juga memiliki potensi ekonomi yang tinggi. Dengan metode dan pengolahan khusus serbuk gergaji tersebut dapat dijadikan media tanam jamur merang. Tentu hal itu tidak terlepas dari peran serta pemerintah setempat untuk menyediakan program pelatihan dan membantu dari segi pemasarannya.
“Melihat langsung dilapangan, sebetulnya sangat banyak sekali potensi yang bisa dieksplorasi agar bisa benilai ekonomi tinggi. Jelas akan saya sorong khususnya pemerintah terkait untuk berkomitmen meningkatkan perekonomian di Kabupaten Tasikmalaya,” jelas Rita.
Yang tidak kalah penting, sambung Rita, pihaknya mengajak kalangan milenial untuk bersama-sama berkomitmen untuk meningkatkan perekonomian di wilayanya masing-masing. Dan tidak gengsi untuk menjadi petani yang milenial. Memang harus ada pendampingan terlebih dahulu. Tetapi yang paling berpengaruh besar dimana ada kreatifitas tinggi dalam pengelolaanya. Sehingga diharapkan dapat menekan angka pengangguran dikalangan milenial.
“Apalagi angka pengangguran yang mengarah pada kriminal dikalangan milenial ini sudah cukup tinggi. Sehingga membutuhkan treatment yang masif dan secepat mungkin agar bisa dicegah,” pungkas Rita. (Red).*