Kadisdik menambahkan, upaya-upaya yang dilakukan Disdik Jabar bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Jabar agar mampu mencapai Indonesia maju pada tahun 2045. “Ada tiga syarat utama menjadi negara maju, yakni demokrasinya damai dan kondusif, ekonomi tumbuh 5 persen serta SDM yang kompeten,” tuturnya.
Sedangkan Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Kiki Yuliati menuturkan, fokus utama pendidikan vokasi adalah peningkatan kebekerjaan/kewirausahaan lulusan dan kemitraan dengan dunia kerja.
“Lulusan pendidikan vokasi diharapkan dapat bekerja/berwirausaha dengan pendapatan yang layak sesuai keahlian mereka. Untuk mencapai itu, di sanalah peran kemitraan dan penyelarasan,” ujarnya.
Adapun pemanfaatan teknologi, tambahnya, sangat bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran vokasi, asal dengan ketentuan dan pengawasan. Kiki menuturkan, teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk memajukan proses pendidikan dengan tetap menjaga pengambilan keputusan dan penilaian tetap dilakukan oleh manusia.
Selain itu, lanjutnya, kritisi kualitas data yang digunakan AI yang dimanfaatkan dalam pembelajaran harus data yang bebas bias. “Terakhir, pastikan pemanfaatan AI tidak meninggalkan sebagian siswa, pendidikan harus berjalan inklusif,” katanya.
Kegiatan yang dibuka oleh Rektor UPI, Solehudin ini diikuti peserta dari berbagai kalangan, mulai dari dosen, guru, mahasiswa, dan masyarakat.
Selain seminar nasional, kegiatan ini juga diisi pameran pusat keunggulan vokasi. Ada belasan SMK Jawa Barat yang memamerken karya dan produk unggulannya masing-masing. (Red).*