Reporter : Liputan Khusus.
PROBOLINGGO, Silatjabar.com,- Sebuah video pendek beredar luas di media sosial (medsos) dan menjadi viral. Jenazah pasien positif Covid-19 itu, disebut-sebut hilang biji matanya. Bagaimana fakta sebenarnya?
Sebuah video pendek dengan durasi 12 detik berseliweran di medsos sejak Kamis malam, 5 November 2020. Dalam video itu, ada seorang lelaki bertopi putih membuka kain kafan jenazah yang dilakukan secara protokol kesehatan itu.
Ia dikerumuni oleh puluhan orang. “Ya Allah, mak dekyeh… (Ya Allah, kok begitu…),” teriak seorang wanita dalam video itu.
Video itu viral dan dibagikan secara berantai, dengan narasi kedua mata jenazah itu hilang, dianggap dicongkel oleh pihak rumah sakit. Hal itu ditandai oleh mengalirnya darah dari kelopak mata pasien.
Kabar yang beredar itu, dibantah oleh Kapolsek Paiton, AKP. Noer Choiri. “Tidak benar, saya juga kaget dapat berita tersebut, Mas,” katanya, seperti dikutip wartabromo.com. Jumat, (06/11/2020).
Noer Choiri lantas menceritakan kronologis kejadian itu. Jenazah tersebut diketahui berinisial M (49), warga Desa Alas Tengah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Ia terkonfirmasi positif Covid-19. Pemulasaran jenazah almarhumah dilakukan oleh Tim RSUD dr. Moch Saleh Kota Probolinggo pada Kamis sekitar pukul 16.00 WIB.
Sekitar pukul 18.45 WIB, jenasah tiba di musala Baitul Mustaqim depan rumah almarhumah. Di dalam musala, tutup peti jenazah dibuka oleh keluarga. Dengan kantong mayat dalam posisi telungkup (resleting dibawah).
Setelah kantong mayat dibalik dan resleting dibuka, ternyata banyak darah segar berceceran. Wajah jenazah berlumuran darah di dalam plastik pembungkus jenazah. Sehingga keluarga dan pentakziah histeris dan marah-marah kepada petugas pengamanan.
Ustaz Babun selaku pengurus ranting NU Alas Tengah dan Gus Huda, pengasuh PP Nurul Qodim (Sapah satu keluarga almarhumah) memberikan pemahaman kepada keluarga. Mendapat pencerahan dari tokoh agama, keluarga bisa menerima dan suasana kembali tenang.
Jenazah lantas dimandikan kembali oleh keluarga di depan musala pada pukul 19.15 WIB. Proses itu disaksikan pentakziah. Kondisi itu, oleh kedua tokoh agama kemudian diumumkan kepada warga masyarakat. “Apa yang diduga salah satu organ tubuh dicongkel tidak terbukti,” terangnya.
Usai itu, jenazah dibawa ke lokasi pemakaman yang berjarak sekitar 50 meter dari musala. Jenazah dimakamkan secara biasa oleh keluarga dan pentakziah tanpa protokol kesehatan.
“Kedua tokoh agama tersebut, kembali mengumumkan kepada warga, bahwa kondisi tubuh almarhum tidak kurang satupun/masih lengkap. Usai itu, warga meninggalkan lokasi pemakaman,” ujar mantan Kapolsek Kotaanyar itu.
“Makanya saya kaget ketika mengetahui bahwa ada video yang viral dengan narasi yang tidak benar. Saya harap warga tidak membagikan ulang video dengan narasi yang salah itu,” tandas suami Rr. Deny Kartika Sari tersebut.***
Editor : Bung LG.