SILAT JABAR- Penggunaan deterjen sudah menjadi teman sehari-hari bagi para ibu rumah tangga.
Kebiasaannya yang sering mencuci, deterjen tak pernah terlewatkan dalam setiap harinya.
Meski begitu, deterjen memiliki dampak bahaya bagi kesehatan tubuh. Oleh karenanya, Anda perlu mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga.
Berikut silatjabar.com dari penjelasan dr. Caecilia Haryu Aryapti pada Senin, 27 Februari 2023 tentang bahaya deterjen.
Bila Anda tidak nyaman menggunakan deterjen dan berniat tidak menggunakan deterjen, pastikan Anda mengetahui manfaat dan efek buruk dari pilihan Anda.
Seluruh produk pembersih yang diproduksi oleh suatu pabrik besar dan dijual bebas, tidak akan diedarkan sebelum memiliki ijin produksi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Baca Juga:Lancarkan Program Diet Dengan Segudang Manfaat Jus Jeruk, Baca Selengkapnya Disini!
Di mana Kemenkes RI akan melakukan serangkaian tes dan evaluasi menyangkut komposisi, keamanan, tujuan penggunaan, efek samping produk yang mungkin muncul bila digunakan oleh manusia.
Sehingga ijin dari Kemenkes RI berdasarkan evaluasi kesehatan yang ketat.
Mengenai istilah bahan kimia, tahukan Anda, air merupakan senyawa/bahan kimia H2O? Udara juga merupakan senyawa kimia yang tersusun dari O2 (Oksigen) dan senyawa kimia lainnya.
Baca Juga: Pada Acara KLB, Budi Azhar Kembali Terpilih Sebagai Ketua Askab PSSI Kabupaten Sukabumi
Sehingga Anda perlu berpikir ulang untuk melabel bahwa senyawa/bahan kimia pasti berbahaya.
Mengenai deterjen yang terkena kulit tangan Anda, terasa panas karena memang deterjen tertentu bukan digunakan untuk mencuci tangan dan deterjen diformulasi untuk dicampurkan dengan air dan pakaian.
Penggunaan deterjen untuk membersihkan pakaian ditujukan untuk membersihkan kotoran dan bakteri yang muncul sebagai bau dan noda pada pakaian.
Perlu Anda pahami, keringat tubuh yang berbau ditimbulkan oleh reaksi “alamiah” antara bakteri baik di kulit dengan keringat, kotoran, kulit ari dan minyak/sebum yang secara rutin diproduksi oleh kulit.
Kami akan membahas bagaimana deterjen dapat membersihkan kotoran pada pakaian.
Molekul deterjen terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang bersifat hidrofilik dan yang bersifat hidrofobik.
Bagian hidrofilik adalah bagian yang menyukai air atau bersifat polar.
Sedangkan bagian hidrofobik adalah bagian yang tidak suka air atau bersifat nonpolar.
Kotoran yang bersifat polar (debu, kulit ari binatang/manusia,bulu) biasanya larut dalam air, sehingga kotoran jenis polar tidak perlu dibersihkan dengan menggunakan deterjen.
Kotoran yang bersifat nonpolar, seperti minyak atau lemak tidak akan hilang jika hanya dibersihkan menggunakan air, maka diperlukan detergen sebagai pembersihnya.
Ujung hidrofob detergen yang bersifat nonpolar mudah larut dalam minyak atau lemak dari bahan cucian.
Ketika Anda menggosok dan memeras pakaian membuat minyak atau lemak menjadi butiran-butiran lepas yang dikelilingi oleh lapisan molekul detergen.
Gugus polarnya berada di luar lapisan sehingga butiran itu larut di air.