Hasil Rapid Test Di Kabupaten Sukabumi, Sebagian Besar Negatif Covid -19

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi,H.Harun Alrasyid,saat gelar konferensi Pers di Posko Pusat Infomasi dan Koordinasi Covid-19,Rabu(1/4).

Reporter : Sopandi

Sukabumi, silatjabar.com,– Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah mengetes sebanyak 168 orang menggunakan rapid test. Hasil dari tes tersebut, sebagian besar dinyatakan negatif covid- 19. “Hasil yang sudah keluar itu sebanyak 146. Dari hasil yang telah keluar itu, sebanyak 144 dinyatakan negatif dan 2 orang positif. Sementara sisanya sebanyak 22 orang masih menunggu hasil,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi H. Harun Alrasyid, dalam konferensi pers di Posko Pusat Informasi dan Koordinasi Covid 19, Rabu (1/4/2020).

Hasil yang positif tersebut belum bisa dinyatakan 100 persen. Sebab akan dilakukan tes lanjutan untuk memastikan pasien tersebut terkena covid -19. “Ini baru positif berdasarkan hasil rapid test. Saat ini sudah mengambil lanjutan untuk melihat hasil Swab. Setelah hasil Swab keluar baru bisa diputuskan positid covid -19 atau tidak,” ucapnya.

Pasien positif berdasarkan hasil rapid tersebut dirawat di Rumah Sakit Sekarwangi. Keadaannya saat ini cukup baik. “Kondisi pasien ini menunjukan keadaan yang baik. Nanti kita tunggu saja hasil swabnya,” ungkapnya.

Maka dari itu, pasien yang sudah terkonfirmasi positif covid -19 masih satu orang di Kabupaten Sukabumi. Kondisi pasien positif covid- 19 pun menunjukan keadaan medis yang baik. “Kalau yang positif berdasarkan hasil pemeriksaan Swab masih satu orang. Pasien tersebut masih dirawat di rumah sakit dengan keadaan sudah membaik,” terangnya.

Baca Juga :

Terkait jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Kabupaten Sukabumi sampai saat ini sebanyak 23 orang. Sementara orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 3.024 orang.

Baca Juga :  5 Cara Mudah Hilangkan Nyeri Haid, Ternyata Tidak Perlu Minum Obat

“Semua PDP, ODP, dan yang positif merupakan warga negara Indonesia. Jumlah ODP meningkat signifikan berdasarkan hasil kerja keras dan kerjasama semua pihak dalam pendataan. Selain itu, meningkatnya ODP karena Sukabumi dianggap aman. Sehingga banyak yang bermudik dari wilayah zona merah. Padahal, setiap pemudik dari zona merah langsung ditetapkan ODP,” paparnya.

Mengenai PDP yang sudah sembuh, mereka tetap dalam pemantauan petugas kesehatan. Selanjutnya, mereka harus mengisolasi diri secara mandiri selama 14 hari setelah dinyatakan sembuh dan selesai perawatannya.

“Jadi PDP yang sudah sembuh pun terus dipantau kondisi kesehatannya,” terangnya.

Proses pemantauan di Kabupaten Sukabumi saat ini semakin mudah. Apalagi setelah dibentuk satgas siaga corona di semua tingkatan. Dari mulai kecamatan hingga ke RW. Satgas tersebut dibantu juga oleh Posyandu yang ada di Kabupaten Sukabumi.

“Dari tingkat RW sudah dibentuk siaga corona. Semua dilakukan tenaga medis bekerjasama dengan tim Muspika dan relawan yang peduli terhadap bencana covid -19,” paparnya.

Bahkan Pemkab Sukabumi sedang menyiapkan rapid test untuk sasaran ODP. “Rapid testnya nanti disesuaikan dengan jumlah sasaran ODP ,” terangnya.

Baca Juga :

Menurutnya, upaya lain pun sedang dipersiapkan. Terutama prediksi puncak PDP covid -19 di Kabupaten Sukabumi.

“Ketika ruangan untuk penanganan PDP di rumah sakit di Kabupaten Sukabumi tidak muat, kita akan mempersiapkan ruang isolasi di area asrama haji Pusbangdai. Tapi kalau rumah sakit masih bisa menampung, kita akan coba penambahan seperti 20 tempat tidur di RSUD Sekarwangi, 10 di RSUD Palabuhanratu, ditambah di rumah sakit pemerintah dan swasta lainnya,” terangnya.

Baca Juga :  Kadisdik Jabar : "PPKM Level 1 dan 2 diizinkan PTM 100 Persen"

Mengenai alat pelindung diri (APD) saat ini sudah terpenuhi. Apalagi dengan adanya bantuan dari masyarakat dan pemerintah. “Dari pemerintah salah satunya lewat pergeseran anggaran untuk memenuhi kebutuhan APD,” paparnya.

Bahkan untuk sterilisasi wilayah sudah dilakukan di semua Kecamatan. Termasuk ke tingkat desa dan kelurahan.”Sekarang sudah merambah ke setiap RW, termasuk tempat tempat umum yang menjadi titik berkumpulnya orang,” pungkasnya.***