SILAT JABAR – Selain Anda akan mendapatkan pahala dari ibadah puasa selama Ramadhan juga akan mendapatkan manfaat besar didalamnya.
Di mana tubuh Anda akan mendapatkan manfaat kesehatan dari melaksanakan puasa selama Ramadhan.
Kemudian untuk Anda yang ingin menurunkan berat badan dan tengah menjalankan program diet, melaksanakan puasa selama Ramadhan menjadi pilihan yang baik.
Sebab itu secara tak langsung Anda bisa mengkontrol asupan makanan setiap harinya selama puasa Ramadhan berlangsung.
Dirangkum silatjabar.com dari berbagai sumber pada Minggu, 12 Maret 2023, berikut ini manfaat puasa Ramadhan bagi kesehatan.
1. Manfaat puasa Ramadhan bagi penderita penyakit ginjal
Gagal ginjal adalah kerusakan pada ginjal yang ditandai dengan menurunnya fungsi ginjal.
Faktor resiko yang menyebabkan gagal ginjal di antaranya riwayat keluarga, jenis kelamin, ras (afrika amerika), umur (lansia), BBLR, obesitas, status social ekonomi, kebiasaan merokok, alkohol dan penyalahgunaan obat, diabetes melitus, hipertensi.
Hubungannya dengan puasa Ramadhan, terdapat beberapa penelitian yang menerangkan bahwa penderita batu ginjal diperbolehkan puasa akan tetapi dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan kondisi fisik.
Baca Juga:Inilah Update Tentang Jadwal Puasa Ramadhan 1444 H Muhammadiyyah dan NU Tahun 2023 Terbaru.
Penderita gagal ginjal aman untuk melaksanakan puasa Ramadhan karena beberapa alasan :
Pertama, puasa Ramadhan dapat menurunkan tekanan darah sehingga akan meningkatkan kinerja atau fungsi ginjal.
Kedua, puasa Ramadhan dapat menurunkan berat badan dan akan berdampak pada perbaikan fungsi jantung dan ginjal.
Penderita gagal ginjal tetap boleh menjalankan ibadah puasa akan tetapi tetap dengan pemantauan oleh tim kesehatan terhadap asupan cairan dan obat-obatan.
Pasien dengan dialysis peritoneal juga diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan karena puasa tidak berpengaruh signifikan terhadap fungsi ginjal.
Pasien dengan terapi hemodialisa juga aman menjalankan puasa Ramadhan karena terjadi penurunan berat badan, perbaikan serum albumin dan tingkat asam fosfat.
Baca Juga:DPRD Kota Bandung, Komitmen Sejahterkan Petani
Sebuah literature menjelaskan bahwa puasa Ramadhan tidak mengakibatkan injury pada penderita dengan gagal ginjal.
Bahkan saat menjalankan puasa Ramadhan pasien justru lebih aktif dalam aktifitas keagamaan.
2. Manfaat puasa Ramadhan bagi kesehatan mata
Mata diciptakan oleh Allah subhaanahu wa ta’ala memiliki sebuah tekanan fisiologi yang disebut dengan tekanan intraokuler.
Normalnya tekanan ini memiliki rentang antara 10 – 20 mmHg.
Tekanan ini berfungsi untuk menstabilkan bentuk mata, suplai nutrisi dan sebagai pembiasan cahaya sehingga mata dapat untuk melihat.
Tekanan intraokuler disamakan layaknya tekanan darah dimana saat tekanan menurun atau naik berpengaruh pada fungsi mata. Kaitannya dengan ibadah puasa Ramadhan, ibadah ini memiliki pengaruh secara langsung terhadap kesehatan mata.
Sebuah penelitian menjelaskan bahwa puasa Ramadhan mempunya kaitan terhadap peningkatan tekanan intraocular pada pagi hari baik pada orang sehat maupun orang dengan gangguan mata.
Hal ini berhubungan dengan asupan cairan dan makanan pada saat sahur. Hasil penelitian lain ditemukan bahwa terjadi perubahan tekanan intraokuler selama bulan Ramadhan.
Baca Juga:Ingin Menjaga Wajah Tetap Sehat? Gunakanlah Madu Sebagai Bahan Alami Untuk Jaga Kesehatan Wajah
Oleh karena itu penderita dengan gangguan tekanan intraokuler (contoh penyakit glaucoma) dianjurkan untuk pembatasan asupan cairan saat sahur guna mencegah peningkatan tekanan intraokuler, karena ketika tekanan meningkat akan menimbulkan nyeri disekitar mata.
3. Manfaat puasa Ramadhan pada penderita diabetes millitus
Diabetes militus merupakan kumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi sebagai akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya.
Hubungannya dengan puasa Ramadhan, terdapat penelitian yang menjelaskan bahwa sebagian penderita diabetes merasa khawatir menjalankan puasa karena akan mempengaruhi kadar gula darah.
Hal ini terjadi karena dampak perubahan pola waktu makan, jenis makanan, pengobatan dan gaya hidup sehari-hari selama bulan Ramadhan.
Pada banyak kasus ditemukan terjadi hipoglikemia berat pada pasien diabetes yang menjalankan puasa Ramadhan, namun kasus ini terjadi karena pada pasien yang merubah dosis terapi insulinnya.
Sebaliknya pada sebuah studi klasik menjelaskan bahwa puasa Ramadhan tidak mempengaruhi kontrol gula darah, hanya saja ada penurunan trigliserid dan peningkatan asam urat selama puasa.
Hasil riset diatas didukung oleh sebuah studi yang memaparkan bahwa puasa Ramadhan aman bagi penderita diabetes tipe 1 dengan catatan penderita dan keluarga mendapat edukasi yang tepat dan rutin mengontrol kadar gula darah ke layanan kesehatan.
Studi lain menjelaskan penderita diabetes tipe 1 aman untuk menjalankan puasa selama beberapa hari.
Bagi penderita diabetes dengan terapi insulin dapat menjalankan puasa namun tetap rutin untuk mengontrol kadar gula darah terlebih dahulu sebelum Ramadhan dan memantaunya selama Ramadhan.
Dari beberapa hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pasien diabetes mellitus tipe 1 dan 2 dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan namun harus tetap rajin mengontrol gula darah, konsumsi obat antidiabetes dan rutin cek kesehatan.
Jika terjadi hipoglikemia berat, maka disarankan untuk tidak berpuasa terlebih dahulu.
4. Manfaat puasa Ramadhan bagi penderita gangguan kolesterol dan obesitas
Kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang dapat ditemukan di semua sel tubuh manusia yang berfungsi untuk pembentukan hormon, vitamin D dan enzim untuk mencerna makanan.
Kolesterol dibagi menjadi dua yaitu LDL (low-density lipoprotein) atau yang dikenal dengan lemak jahat dan HDL (high-density lipoprotein) atau yang dikenal dengan lemak baik.
Di samping itu ada trigliserida dimana menjadi salah satu penyebab penyakit jantung pada wanita. Nilai normal “lemak total” atau gabungan antara HDL dan LDL yaitu di bawah 200 mg/dl.
Berkaitan dengan ibadah puasa, sebuah studi memaparkan bahwa puasa Ramadhan dapat menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL secara signifikan.
Proses penurunan kadar LDL tersebut terjadi pada pertengahan hingga akhir bulan Ramadhan.
Hasil penelitian tersebut didukung penelitian lain yang menyebutkan bahwa penderita diabetes melitus yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan mengalami penurunan kadar kolesterol meskipun tidak terlalu signifikan.
Penelitian lain dengan sampel sebanyak 30 remaja sehat yang menjalankan puasa Ramadhan, menjelaskan bahwa terdapat adanya peningkatan HDL selama bulan puasa karena pembatasan konsumsi makanan.
Hubungannya dengan obesitas, puasa Ramadhan dapat menurunkan berat badan sekitar 2 kg selama puasa, kadar LDL tubuh serta meningkatkan HDL.
Kesimpulannya selain menurunkan LDL dan meningkatkan HDL, puasa Ramadhan juga dapat menurunkan tekanan darah dan trigliserid.*