SILAT JABAR – Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) meyebut, membutuhkan biaya besar dalam membangun satu Sekolah Atas maupun Kejuruan (SMA/SMK) baru.
Hal itu dikarenakan, menurut Kepala Disdik Jabar Wahyu Mijaya, selain membutuhkan lahan yang luas, pembangunan satu sekolah SMA/SMK baru juga, harus memiliki beberapa fasiltas lengkap.
“Kalau membangun sekolah (baru) secara lengkap itu besar. Jadi misalnya hitungannya gini. Tanah minimal 1 hektare, kemudian misalnya untuk ruang TU (Tata Usaha), ruang kepala sekolah, kelas, praktek, kemudian, toilet, ruang osis dan lain sebagainya, itu pasti besar (biayanya),” ujarnya saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu. (11/3).
Maka dari itu, dalam membangun sekola baru di Jabar, Wahyu mengatakan pihkanya akan terlebih dahulu menggunakan konsep minimalis dengan menyediakan beberapa fasilitas dasar seperti, ruang kepala sekokah, TU, guru, hingga toilet.
“Jadi kita siapkan yang paling dasarnya dulu. Nah ditahun-tahun berikutnya, baru kita langsung masukkan ke dalam DAK (Dana Alokasi Khusus). Sehingga proses pembangunannya itu bisa berlanjut. Jadi tidak satu kali tuntas,” katanya.
Wahyu mengungkapan, di tahun ini akan ada 11 SMA/SMK Negri Baru yang direncanaka dibangun oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Bahkan 11 Sekolah baru tersebut, kata dia sudah memilki lahan.
“Sekarang kita sedang mengkomunikasikan baik dengan Kabupaten kota yang memang berencana misalnya menghibahkan lokasi-lokasi tanahnya. Jadi sekarang kita sedang inventarisir mana yang paling membutuhkan dengan adanya ketersediaan lahan. Jadi, kami sudah ada prioritasnya,” ungkapnya.
Maka dari itu ia berhap, pembangunan sekolah baru di tahun ini dapat berjalan sesuai dengan rencana. Selain itu hal ini juga, diharapkan dapat menutupi beberapa daerah yang tercatat memiliki kekurangan sekolah-sekolah khusunya SMA/SMK Negri.
Sebelumnya, Pemprov Jabar mlalui Badan Perencanaan Pembanguan Daerah (Bappeda) Jabar mencatat saat ini ada sekitar 144 kecamatan di 27 Kabupaten/kota belum memilki sekolah SMA/SMK Negri. Bahkan 16 kecamatan diantaranya, menurut Kepala Bappeda Jabar Iendra Sofyan, sama sekali tidak memiliki SMA/SMK Negri ataupun Swasta.