Seperti Itulah seharusnya seorang pemimpin dalam Islam. Tapi saat ini yang terjadi adalah dimana-mana semua serba susah, serba mahal sehingga banyak rakyat yang kesulitan dengan harga pokok yang melambung tinggi.
Di era kapitalisme saat ini yang susah makin kesusahan yang kaya makin kaya seperti ini yang terjadi. Karena sistem kapitalisme sebuah sistem aturan yang lahir dari akal manusia, standar perbuatannya selalu materi.
Maka wajar saja, jika permasalaham kenaikan hargapun standarnya materi. Padahal prihal kebutuhan pokok dan menentukan harga di tengah rakyat merupaka tanggungjawab seorang pemimpin.
Dalam Islam menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah semua akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah SWT . Maka dari itu ketika seorang pemimpin faham tentang syariat mereka akan ketakutan ketika mengetahui rakyatnya kesulitan. Maka ketika seseorang diamanahi seorang pemimpin tidak akan ada yang mau menjadi pemimpin karena sangat berat dalam menjaga amanah dari Allah SWT.
Pemimpin yang ra’in (pengurus) dan junnah (perisai) pada umat karenanya hanya seorang mutaqqin yang bisa menjadi pemimpin yang amar ma’ruf nahi Munkar yang memberikan kesejahteraan nyata kepada rakyatnya tentu dengan sistem dibawah naungan Islam.
Maka tuk menyelesaikan kenaikan harga, dunia butuh perubahan sistemik yang dimana saat ini kita tidak bisa karena memakai sistem kapitalisme.
Maka dalam hal ini Islam adalah solusi satu-satunya untuk menyelesaikan semua problematika kehidupan dan menciptakan kesejahteraan umat yang sesungguhnya di bawah naungan Islam.
Tugas kita saat ini adalah berdakwah dan bejihad di jalan Allah SWT agar Islam kembali ke tengah-tengah umat. Umat sudah terlalu jauh dari Islam sehingga tersesat dalam ketidakberdayaan.
Maka kejadian terulang ini bisa tersolusikan ketika kebijakan impor ditiadakan, pemerintah mengkontrol harga di tengah rakyat. Waalahu a’lam bi ashawab.