Reporter Liputan Khusus
BANDUNG – Sensasional mungkin itu kata yang pantas diberikan oleh Bandung Feroza Comunity (BFC), pasalnya hampir kurang lebih 60 mobil beriringan kawal bus atlet Pencaksilat PON XX Papua, dengan bunyi sirine silih berganti dari patwal kepolisian.
Menurut keterangan, start pengawalan rombongan bus atlet PON XX Papua, dimulai dari gerbang tol Pasteur hingga Hotel Grand Preanger, Jl. Asia Afrika, Bandung. Kamis (14/10/2021).
Meski menunggu berjam-jam kedatangan atlet di gerbang tol, BFC tetap terlihat gembira. Bahkan, deretan panjang mobil Feroza tersebut mewarnai penjuru sudut ujung kota Bandung.
Saat ditemui Tim Liputan Khusus, SILAT JABAR.COM, salah satu anggota Bandung Feroza Comunity (BFC), Asep Syamsul Fallah warga Kabupaten Bandung Barat, pihaknya mengaku senang dan bahagia.
“Betul, kami disini berkumpul untuk menyambut pahlawan olah raga Jawa Barat. Khususnya Pencaksilat, senang- senang saja,, ini kan bentuk dukungan terhadap atlet peraih medali,” pungkasnya.
Kendati demikian, Asep mengelak jika dirinya dianggap berlebihan, pasalnya aku Asep, BFC merupakan komunitas sosial dan kemasyarakatan.
“No problem, terserah deh orang mau bilang apa. Yang terpenting kami beri support atlet Jabar, urusan lain itu normatif saja,,. toh bensin juga bayar sendiri,” elak dia.
Apalagi, tandas Asep Syamsul. Jika dirinya juga seorang pesilat, jadi hal tersebut merupakan suatu kewajaran. Meski diakuinya sedikit bikin macet arus lalu lintas.
“Ok, Bravo BFC. Kami selalu hadir untuk Jawa Barat, Hidup IPSI Jabar, Hidup Bandung Feroza Comunity, Jaya..Jaya.. Juara,” pungkas Asep Syamsul yang ternyata juga sebagai Ketum Paguron Macan Kumbang Padjadjaran (MKP).
Sementara itu, Ketua BFC Untung Barkah membenarkan soal konvoi tersebut, bahkan dirinya mengklaim ini bentuk loyalitas terhadap olahraga.
“Saya orang Bandung, BFC itu bagian dari Jawa Barat, wajar dong saya ikut bahagia Provinsi Jawa Barat dapat juara umum termasuk silat didalamnya,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Humas Pengprov IPSI Jabar, Wahyudi ikut angkat bicara. Menurutnya, jika hal tersebut adalah suatu kewajaran.
Terlebih, lanjut dia. BFC melakukan konvoi disaat suatu tim yang didukung mendapatkan penghargaan, ataupun prestasi di level nasional.
“Ini PON, di ikuti seluruh provinsi se-Indonesia. Jadi wajar, selama dilakukan dengan benar dan tidak menggangu kepentingan warga, itu normatif saja,” kata Wahyudi.
Kalau ini kan bentuk dukungan, lanjut dia. Kenapa mesti dipersoalkan. Justru seharusnya berterimakasih karena adanya support BFC (Bandung Feroza Comunity).
“Terimakasih BFC, apapun itu adalah implementasi dari sebuah dukungan. Dan, salut buat Feroza, anda sudah ikut menyemarakkan bukan euforia semata, haturnuhun,” pungkasnya. (Red).**