CIMAHI – Saat ini kegiatan belajar mengajar (KBM) di tengah pandemi Covid-19 masih dominan menggunakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau secara online, meski sebagian di Kota Cimahi telah melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM).
Untuk itu, pembelajaran online bagi pendidik atau guru harus memiliki kompetensi formula dan strategi dalam pembelajaran yang atraktif sehingga menjadi daya tarik bagi seluruh siswa atau peserta didik.
Hal tersebut dikemukakan, DR. H. Akhmad Sobarna, M.pd, Dosen Pasca Sarjana STKIP Pasundan Cimahi , Jum’at .(28/05/2021), di kantor KONI Cimahi.
Dikatakan Ahkmad Sobarna, bahwa guru pendidikan jasmani (Penjas) di sekolah-sekolah harus memiliki metode khusus dalam pembelajaran, yakni bersifat atraktif, inovatif dan fleksibilitas.
” Secara pedagogik pengajaran guru penjas harus memiliki materi secara jelas, bisa memilih dan memilah materi yang disampaikan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan anak atau berdasar jenjang kelas siswa,” tutur Akmad Sobarna.
Guru penjas ibarat komposer dalam sebuah konser musik yang bisa mengatur dan mengolah irama, kata Akmad. Sehingga suara atau bunyi dari alat musik dapat menghasilkan suara yang harmonis dan enak didengar oleh khalayak.
“Pembelajaran penjas itu sendiri, harus berdasarkan pada center student. Dapat membedakan fungsi mengajar di kelas dengan materi umum kepada seluruh siswa, dengan tujuan membentuk siswa yang sehat, berpotensi atau talenta dari masing-masing siswa,” ujar Akmad yang sekarang juga sebagai Sekum KONI Cimahi.
Sedangkan untuk mematangkan talenta, lanjut dia. Maka guru harus menjadi seorang pembimbing ekstrakurikuler, dan tahapan ini guru penjas telah bisa memetakan potensi atau talenta dari masing-masing siswa, sehingga tahap ini masuk pada tahapan pematangan, paparnya.
“Pembelajaran penjas agar bisa sukses di masa pandemi saat ini, maka guru penjas harus melek teknologi. Karena cara pengajaran guru penjas yakni terlebih dahulu memberikan contoh gerakan-gerakan yang selanjutnya dipraktekan oleh siswa secara virtual,” kata dia.
“Disinilah, diperlukan kolaborasi antara guru dan orang tua karena dengan pembelajaran online maka peranan orang tua akan sangat dominan dalam memantau putra putrinya,” pungkas Akmad.
Akhir dari pembelajaran penjas ini diharapkan memunculkan siswa – siswi yang sehat, kuat dan dapat berkembang dengan talenta dan potensi. Sesuai dari tujuan pendidikan nasional yang telah diatur dalam undang-undang Sisdiknas, tutup Doktor Pasca Sarjana STKIP Pasundan. (Red). ***