Penulis: Ariefdhianty Vibie, S.S. (Pegiat Literasi)
SILATJABAR – INDONESIA masih akan menghadapi cuaca ekstrim dalam musim peralihan atau pancaroba ini dalam satu bulan ke depan. Pihak BMKG menghimbau agar masyarakat tetap waspada ketika beraktivitas sehari-hari. Hujan lebat disertai angin atau petir kemungkinan masih akan terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat. Begitu juga dengan gelombang tinggi di sebagian laut Pulau Jawa. Masyarakat harus bisa menjaga diri dari kemungkinan dampak yang akan timbul dari cuaca ekstrim. Walau cuaca bisa diprediksi, datangnya bencana tidak dapat ditebak. Tentu, aktivitas masyarakat akan sangat terdampak dari bencana yang timbul.
Seperti yang terjadi beberapa minggu lalu. Gelombang tinggi menghantam kawasan pesisir Jawa Barat bagian selatan, mulai dari Garut hingga Sukabumi. Ratusan kapal nelayan rusak sehingga nelayan untuk terpaksa meninggalkan jaring mereka untuk sementara. Berdasarkan informasi BMKG, gelombang tinggi masih akan terjadi di wilayah pesisir Jabar Selatan. Oleh karena itu, para nelayan disarankan agar tidak melaut terlebih dahulu. Baik nelayan dan warga, harus memprioritaskan keselamatan terlebih dahulu dibanding memaksakan menangkap ikan di laut (pikiran-rakyat[dot]com, 14/03/2024).
Kondisi geografis, demografis, sosiologis dan historis Indonesia menjadikan wilayah
Indonesia rawan terhadap bencana (alam, non alam, dan sosial) (Wardyaningrum, 2014). Tercatat, bencana yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia pada periode tahun 1815 sampai dengan Tahun 2019 didominasi oleh bencana yang disebabkan iklim seperti banjir dengan total 10.438 kejadian, longsor sebanyak 6.050 kejadian, kekeringan 2.124 kejadian, serta kebakaran hutan dan lahan dengan total 1.914 kejadian. Terdapat kecenderungan peningkatan kejadian bencana setiap tahun, dimana total kejadian bencana di tahun 1815 berjumlah 1 meningkat menjadi 3.885 kejadian pada tahun 2019 (Yulianto, 2021).