Hari ini, cuaca ekstrim di musim penghujan seringkali mendatangkan bencana seperti banjir dan longsor. Walhasil, masyarakat selalu menjadi korban langganan dari bencana tahunan semacam ini. Anehnya, meski bencana banjir dan longsor ini sebenarnya sudah bisa terpetakan, namun tidak ada tindakan dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk memperbaiki sistem mitigasi bencana untuk mengurangi korban dan kerugian materil maupun immateril.
Sistem mitigasi bencana di Indonesia pun sesungguhnya masih sangat minim. Padahal hampir setiap tahun Indonesia selalu dihampiri oleh bencana alam, seperti banjir, longsor, gempa bumi, erupsi gunung berapi, badai angin, dan sejenisnya. Tentu bencana ini telah mengakibatkan banyak korban, baik manusia, maupun harta benda.
Padahal penanggulangan bencana merupakan bentuk tanggung jawab penguasa dalam melindungi setiap warganya sebagai wujud keamanan setiap individu dalam sebuah negara. Anehnya, setiap terjadi bencana, pemerintah nyaris selalu gagap. Bahkan pada banyak kasus, pemerintah kalah cepat dengan LSM, ormas, atau masyarakat biasa. Tidak jarang juga, pemimpin negara lebih memilih lawatan daripada melihat daerah bencana, atau menjadikan turun lapangan sebagai bagian dari politik pencitraan diri.
Memang penguasa dalam sistem kapitalisme sekuler telah dibutakan oleh kepentingan dan kekuasaan. Kentalnya paradigma pembangunan kapitalis sekuler membuat para penguasa tidak memiliki sensitivitas dan keinginan serius untuk mencari solusi kebencanaan dari akarnya. Bahkan kita dapati banyak kebijakan penguasa yang justru menjadi penyebab munculnya bencana hingga berpotensi mendatangkan bencana baru selanjutnya.