Heri Gunawan Tingkatkan Literasi dan Inkluisi Keuangan Masyarakat Sukabumi Bersama Bank Indonesia

Menurutnya, berlanjutnya perang ke dua negara tersebut, akan berdampak terhadap, masih terganggunya rantai pasok yang mengakibatkan kenaikan harga pangan dan komoditas global. Kenaikan harga pangan dan komoditas global, telah mendorong peningkatan inflasi global secara signifikan.

Bank sentral negara-negara maju, merespon kenaikan inflasi dengan memberlakukan pengetatan kebijakan moneter. Sehingga, terjadi arus modal keluar yang cukup besar dari negara berkembang ke negara maju.

Baca Juga :  Hadiri HUT Gerindra ke-14, Yana Mulyana: "Partai Harus Solid Untuk Memenangkan Pemilu 2024"

“Merespon hal tersebut, bank sentral negara berkembang, termasuk Bank Indonesia, juga memberlakukan pengetatan kebijakan moneter salah satunya melalui menaikkan suku bunga acuan,” timpalnya.

Di tengah ancaman resesi global, ekonomi Indonesia pada 2022 mampu tumbuh 5,31 persen. Realisasi tersebut, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi 2021 yang sebesar 3,69 persen. Sementara, PDB Indonesia pada 2022, atas dasar harga berlaku (ADHB), mencapai Rp19.588,4 triliun. Sedangkan, PDB per kapita mencapai Rp71 juta.

Baca Juga :  Who Else Wants To Know The Mystery Behind Woman?

Artinya, rata-rata penduduk Indonesia yang berjumlah 275 juta orang memiliki pendapatan sekitar Rp71 juta per tahun atau sekitar Rp5,9 juta per bulan. Bukan hanya itu, sektor keuangan selama 2022 juga menunjukkan perkembangan yang positif.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)di perbankan tumbuh 9,01 persen, kredit perbankan tumbuh 11,35 persen, NPL atau kredit bermasalah turun menjadi sebesar 2,44 persen dari 3 persen pada 2021.

Baca Juga :  Sekdis Pendidikan Jeneponto Berikan Apresiasi Kepada SMP Negeri 2 Binamu Yang Telah Membentuk TQA

“Serta kredit restrukturisasi Covid-19, menurun menjadi Rp469 triliun dari puncaknya Rp830 triliun pada 2020,” bebernya.