Ada Apa Dengan Dunia Anak? Kekerasan Merajalela

Ini semua buntut dari rusaknya sistem yang saat ini diterapkan di negeri kita yaitu sistem Kapitalisme, yang memisahkan agama dengan kehidupan menjadikan semua pihak tidak memahami kewajiban memberikan kasih sayang dan perlindungan kepada anak. Pemisahan agama dengan kehidupan menjadikan manusia hidup semaunya, bahkan akal dan hati nuraninya bisa hilang karena hawa nafsu!

Kapitalisme membentuk masyarakat menjadi individualisme, tidak mampu menjalankan kewajibannya untuk amar ma’ruf nahi munkar. Dan disistem Kapitalisme ini negara sangat lemah, tidak mampu menjamin keamanan rakyatnya, negara hanya menjadi pihak yang mengadili dan menghukum para pelaku kejahatan, yang bahkan hukumannya pun tidak memberikan efek jera kepada pelaku dan menumbuhkan pencegahan yang nyata.

Ini menjadi alarm yang keras bahwa sistem Kapitalisme melahirkan banyak kerusakan, salah satunya anak-anak terancam dengan berbagai macam kekerasan yang bersumber dari keluarga maupun masyarakat. Sehingga kehidupan para generasi bangsa menjadi buruk di dalam sistem Kapitalisme ini.

Sedangkan di dalam Islam, memberikan perlindungan pada anak merupakan perintah Allah.

“Wahai orang-orang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu…” (TQS. At-Tahrim: 6).

Perlindungan anak di dalam Islam tidak hanya kewajiban keluarga tapi juga masyarakat dan negara. Semua pihak memiliki andil yang besar untuk menjaga anak-anak generasi bangsa agar terhindar dari berbagai kerusakan yang mengancam masa depan mereka.

Hadirnya negara dengan sistem Islam akan melahirkan individu dan masyarakat yang berkepribadian Islam, sehingga semua pihak memahami kewajibannya dalam memberikan perlindungan dan kasih sayang kepada anak.

Di dalam pendidikan Islam, seorang wanita akan disiapkan menjadi calon ibu dan memahami perannya sebagai al-Umm wa Rabbatul Bayt (ibu dan pengurus rumah tangga), sehingga para wanita di dalam negera Islam memahami betul kewajibannya dan akan bertanggung jawab dalam merawat, menjaga dan mendidik anaknya, dia tidak akan merasa terbebani karena dia paham bahwa semua itu justru menjadi ibadah dan ladang pahala bagi dirinya, hubungan ibu dan anak pun akan penuh dengan kasih sayang.

Baca Juga :  Peparnas XVI Papua 2021, Jabar Optimis Juara Umum

Sebaliknya, disistem kapitalisme justru seorang wanita tidak memahami tanggung jawabnya sebagai seorang ibu dalam merawat, menjaga dan mendidik anaknya, sehingga banyak kita jumpai saat ini banyak seorang ibu yang tega menelantarkan anaknya bahkan meganiaya sampai berujung maut. Banyak ibu yang depresi, stress dengan tanggung jawabnya dan semua ini adalah output dari rusaknya sistem kapitalisme yang tidak mampu menjamin kesejahteraan semua rakyatnya, sehingga banyak para wanita saat ini yang harus ikut banting tulang berkorban untuk kesejahteraan keluarganya dan abai dengan peran utamanya sebagai seorang ibu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *