BANDUNG – Sekolah tatap muka pada tahun ajaran 2021/2022 di Jawa Barat Juli nanti terancam batal. Pasalnya, lonjakan kasus COVID-19 belakangan ini terus mengganas.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar) Dedi Supandi mengatakan, sampai saat diumumkan nanti pihaknya akan terus memantau perkembangan kasus COVID-19 di Jabar. Belakangan, tren penyebaran virus Corona melonjak yang didominasi oleh klaster keluarga.
“Keputusannya menunggu yang Juli. Mengikuti nanti kondisi satu pekan sebelum tanggal 19 Juli itu seperti apa kebijakan pemerintahnya,” ujar Dedi, Rabu (16/6/2021).
Sebagai persiapan pembelajaran tatap muka (TPM), progres vaksinasi bagi guru dan tenaga pendidik terus digenjot. Saat ini, ujarnya, progres vaksinasi telah mencapai 72 persen. Selain itu, pihak sekolah juga diwajibkan menyediakan sarana belajar PTM dan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Kemudian bilamana ada keputusan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau pemerintah provinsi terkait pembatasan kegiatan masyarakat lantaran melonjaknya kasus COVID-19, maka PTM dengan AKB dihentikan sementara waktu per tanggal tersebut,” ujar Dedi.
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil telah meminta pelaksanaan sekolah tatap muka ditunda. Alasannya, karena lonjakan kasus harian yang terus bertambah.
“Sekolah tatap muka kita tunda dulu,” ucap Emil –sapaan Ridwan– di Makodam III Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung, Selasa (15/6/2021).
Emil menuturkan penundaan sekolah tatap muka itu ditekankan juga di daerah zona merah. Di Bandung Raya ada dua zona merah yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung.
“Khususnya yang zona merah, itu mah pasti tidak boleh,” kata Emil.
Hal ini juga sesuai dengan instruksi Mendagri Tito Karnavian. Dalam instruksi yang sudah ditandatangani, Tito menyebut sekolah dilakukan secara daring. (Red).**