Pecahkan Rekor Muri, Siswa Jabar Lukis 2.350 Payung Geulis

Kadisdik Jabar, Dedi Supandi ikut melukis bersama peserta dalam kegiatan melukis 2.350 payung geulis di SMAN 10 Tasikmalaya, Sabtu (19/3/2022) yang berhasil memecahkan rekor MURI.

Reporter : Liputan Khusus

TASIKMALAYA – Kegiatan melukis 2.350 payung geulis yang dilakukan siswa Jawa Barat (Jabar) secara langsung maupun daring di SMAN 10 Tasikmalaya, Sabtu (19/3/2022) berhasil memecahkan rekor MURI dengan predikat melukis payung geulis secara hybrid dengan peserta terbanyak.

Sebanyak 1.300 siswa melukis payung geulis di lapangan SMAN 10 Tasikmalaya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sedangkan 1.000 siswa Jabar lainnya melukis di rumah masing-masing.

Kegiatan ini kolaborasi antara Dekranasda Kota Tasikmalaya, Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar) melalui Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XIII, Jabar Bergerak Kota Tasikmalaya, dan SMAN 10 Tasikmalaya.

Kadisdik Jabar, Dedi Supandi yang menghadiri kegiatan tersebut ikut melukis payung geulis bersama peserta.

Ketua Dekranasda Jabar, Atalia Praratya Kamil pun mengapresiasi semua pihak yang telah berkolaborasi menyukseskan kegiatan tersebut. Atalia mengungkapkan, payung geulis merupakan bukti kayanya budaya Indonesia. “Indonesia bukan hanya alamnya yang indah atau kuliner yang berlimpah, tetapi sumber daya manusianya juga luar biasa,” ungkapnya.

Sehingga, lanjutnya, melalui kegiatan tersebut, warga Jabar, khususnya siswa mampu melestarikan payung geulis. “Ya, harus ada yang menjaganya, jangan sampai hilang. Tadi dikatakan, perajinnya hanya tersisa kurang dari 10 orang. Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi,” ucapnya.

Ia menambahkan, target awal pemecahan rekor ini adalah 2.022 peserta. Namun, peserta bertambah menjadi 2.350 siswa.

Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus Ketua Dekranasda Kota Tasikmalaya, Rukmini Yusuf menjelaskan, mengambil tema “Ekspresikan Imajinasi di Payung Geulis”, kegiatan tersebut bertujuan menanamkan kecintaan pada kearifan budaya lokal, mempromosikan payung geulis sebagai budaya Tasikmalaya dan identitas Jabar serta sebagai tindak lanjut resminya payung geulis sebagai warisan budaya takbenda.

Baca Juga :  Kadisdik Dorong Implementasi Sekolah Ramah Anak

“Kami juga ingin menghidupkan kembali perajin payung geulis yang saat ini hanya tersisa kurang dari 10 orang,” ujarnya.

Pihaknya pun menghadirkan 12 payung besar dengan diameter 2,4 meter yang dipajang di semua taman sekolah serta 200 payung yang dipajang di sekolah yang dilukis oleh siswa, dibimbing guru seni rupa dan perajin sanggar payung geulis Kinanti.

Ia berharap, kegiatan tersebut bisa dilakukan setiap tahun agar bisa mendunia.

Kegiatan ini juga dihadiri Walikota Tasikmalaya, Ahmad Yusuf serta tamu undangan lainnya. (Red/Hms).***