Tantangan dan Peluang Pendidikan Olahraga Di Era Society 5.0

Sidang Terbuka Senat STKIP Pasundan dalam rangka pengukuhan guru besar pendidikan olah raga, Prof,DR. Akhmad Sobarna, S.Pd, M.M,Pd. Hotel Harris Bandung, Kamis (11/07/2024). Foto dok. (Istimewa).

Oleh.Prof. Dr. Akhmad Sobarna, M.Pd.

JIKA kita berbicara terkait perihal olah raga dengan tantangan dan peluang selalu sangat menarik untuk dibahas, karena dua hal tersebut merupakan prosedur hidup yang seolah-olah harus tetap kita jalankan sebagai manusia yang masih mempunyai nyawa.

Artinya, disetiap aktivitas kita sebagai orang yang sedang bekerja dan berusaha dalam bidang apapun harus dapat membaca dan memahami, serta mengambil keputusan untuk menanggapi tantangan dan peluang tersebut. Tidak terkecuali dalam sektor pendidikan, khususnya pendidikan olahraga, dimana setiap pelakunya harus mampu beradaptasi dalam memandang setiap tantangan dan peluang tersebut yang tentunya berkaitan dengan aktivitas pendidikan olahraga.

Apalagi sekarang ini kita sudah memasuki era moderenisasi, dimana kita para pelaku, sebagai manusia harus bisa menerima perkembangan zaman ini dengan bijak dan disiplin, agar kita tetap menjadi insan yang mampun bersaing dikemudian hari, bukan justru malah membuat kita menjadi insan yang malas dan tidak bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan.

Orasi ilmiah ini sedikit akan membahas mengenai bagaimana kedudukan pendidikan olahraga sebagai salah satu sektor yang cukup penting untuk memajukan individu bangsa dalam menanggapi tantangan dan peluang yang ada khususnya di era society 5.0, sehingga diharapkan akan membuka wawasan dan pemikiran kita akan pentingnya memahami konsep dasar pendidikan olahraga dimasa yang akan datang.

Mengawali pembahasan ini, mari kita lihat bersama data hasil Tingkat Partisipasi masyarakat Indonesia dalam berolahraga yang berdampak pada Tingkat Kebugaran Jasmaninya, yang penulis ambil dari laporan Sport Development Indeks/Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) Deputi Pembudayaan Olahraga KEMENPORA. Terlihat data bahwa : sejak tahun 2021 sampai 2023 angkanya mengalami penurunan, dimana tahun-tahun sebelumnya mencapai angka 28% lebih, sedangkan pada tahun 2023 partisipasi masyarakat dalam berolahraga menurun sebesar ± 3% menjadi hanya sebesar 25,4% saja. Itu artinya, hanya sekitar 2-3 dari 10 orang masyarakat Indonesia yang berolahraga.

Baca Juga :  Kadisdik Proyeksikan 35 SMK di Jabar jadi Badan Layanan Usaha

Dan jika dilihat berdasarkan Gender/Jenis Kelamin nampaknya terjadi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan, dimana tingkat partisipasi berolahraga perempuan lebih kecil daripada laki-laki. Hal tersebut berdampak pada Tingkat Kebugaran Jasmani masyarakatnya, dimana dihasilkan fakta mengejutkan bahwa sebanyak 77,12% usia anak menuju remaja awal (10-15 tahun) memiliki tingkat kebugaran jasmani yang kurang sampai kurang sekali, serta lebih parah lagi bahwa data menunjukan sebanyak 83,55% pada usia remaja sampai dewasa (16-30 tahun) memiliki tingkat kebugaran jasmani dengan kategori kurang sampai kurang sekali.

Hal tersebut menandakan bahwa secara umum masyarakat Indonesia jarang sekali melakukan aktivitas olahraga, sehingga berdampak pada kebugaran jasmaninya

Jika dilihat dan dianalisis dari berbagai sumber, terlihat ada dua faktor besar yang kiranya menghambat masyarakat kurang beraktivitas olahraga, sehingga mengalami kualitas kebugaran jasmani yang kurang baik. Pertama adalah karena menganggap tidak punya waktu untuk melakukan aktivitas olahraga. Dilansir dari IPSOS 2021 tentang “Global Views on Sport and Exercise” sebanyak 37% masyarakat beranggapan bahwa hambatan untuk tidak olahraga adalah tidak punya waktu. Yang sebetulnya kemungkinan besar masalah ini relevan dengan situasi perkembangan zaman sekarang ini, dimana orang-orang sekarang ini lebih sibuk dengan gedget nya masing-masing ketika ada waktu luang, dibandingkan dengan menggantinya dengan berolahraga.

Peryataan ini didasarkan pada hasil survei yang bersumber dari detik.com, yang menyajikan data bahwa Indonesia di tahun 2023 kemarin jumlah penggunaan internet mencapai angka 212,9 juta. Angka tersebut mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Berdasarkan data yang dirilis We Are Social menyebutkan total populasi Indonesia mencapai 276,4 juta jiwa, dimana penduduk Indonesia yang berselancar di dunia maya itu ada 212,9 juta pengguna yang mana itu mengalami kenaikan 5,2% atau 10 juta dari tahun 2022.