Tingkatkan Literasi Digital Menuju Pilkada 2024: Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAI-Nasional Laa Roiba Bogor Gelar Sekolah Kebangsaan Tular Nalar

Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAI-Nasional Laa Roiba Bogor Gelar Sekolah Kebangsaan Tular Nalar. | Foto: Ist

Kabupaten Bogor, silatjabar.com – Dalam beberapa kesempatan, KPU menyebut bahwa 60 persen dari pemilih dalam pemilihan umum adalah pemilih pemula. Menyikapi hal tersebut, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam berkolaborasi dengan Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Institut Agama Islam Nasional (IAI) Laa Roiba Bogor menyelenggarakan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar, didukung penuh oleh Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (MAFINDO).

Acara ini bertemakan “Meningkatkan Literasi Digital Menuju Pilkada Serentak 2024” dan dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Agustus 2024, di Aula IAI Laa Roiba Jl. Raya Pemda No.41, Sukahati, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kegiatan ini diikuti oleh 100 calon mahasiswa baru IAI Laa Roiba Bogor, yang merupakan pemilih pemula pada Pemilu 2024, baik dalam pemilihan presiden maupun pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan serentak di 37 provinsi pada 27 November 2024.

Acara ini dikemas dalam bentuk kelas pelatihan digital yang bertujuan memberikan edukasi kepada mahasiswa mengenai literasi digital, pentingnya verifikasi informasi, serta cara mengidentifikasi dan menghindari hoaks di media digital.

Baca juga: KPU Kabupaten Sukabumi Batasi Jumlah Orang Ketika Pendaftaran Paslon Bupati dan Wakil Bupati

Pelaksanaan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar ini merupakan kegiatan kedua yang dilaksanakan di IAI Laa Roiba Bogor sebagai mitra dari MAFINDO. Sebelumnya, pada November 2023, kegiatan serupa diadakan dengan fokus pada Pemilu Presiden dan DPR, sedangkan kali ini fokusnya adalah pada Pilkada Serentak 2024.

Kegiatan ini difasilitasi oleh seluruh dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam serta dihadiri oleh Yayasan Pendidikan Laa Roiba, Rektor IAI Laa Roiba, Koordinator Wilayah Bogor MAFINDO, dan Ketua PMB IAI Laa Roiba Bogor.

Dalam sambutannya, Siti Lutfi Latifah, M.Sos., selaku PIC Tular Nalar sekaligus Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, menekankan pentingnya peran pemilih pemula dalam menjaga masa depan Indonesia. Berdasarkan data yang dibacanya, sekitar 60% pemilih adalah pemilih pemula.

Baca Juga :  Usep Wawan dan Ketua PGRI Kecamatan Palabuhanratu, Ngobrol Bareng Bahas Kenakalan Pelajar Saat Ini

“Masa depan bangsa Indonesia ada di tangan kalian, para pemuda,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya kesiapan para pemilih dalam menghadapi informasi yang salah. “Jika kita sudah tahan dan tanggap terhadap hoaks, maka pada Pilkada dan pemilihan apapun, kita bisa memilih sesuatu sesuai hati nurani dan nalar yang kritis,” tambahnya.

Ahmad Ubaidillah, S.H., menekankan bahwa MAFINDO, sebagai organisasi anti-hoaks, berperan penting dalam melawan penyebaran berita palsu menjelang Pilkada serentak. Ia juga mengingatkan agar mahasiswa tidak golput, karena pilihan mereka menentukan masa depan bangsa.

Baca juga: Inilah Rangkaian Tahapan Pencalonan Peserta Pilkada 2024 Kabupaten Sukabumi

Sementara itu, Dr. Hj. Siti Aminah, M.Pd., Dekan FDKI, menekankan pentingnya pendidikan kebangsaan dan mengajak mahasiswa untuk cerdas dalam memilih serta berkontribusi pada kemajuan bangsa.

Ketua PMB, Asep Nuhdi, M.Pd., mengingatkan mahasiswa baru untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan-tantangan di era globalisasi ini.

Rektor IAI Laa Roiba, Dr. Ernawati, M.Pd., berharap mahasiswa lebih bijak menggunakan media digital dalam menyambut Pilkada serta masa depan bangsa.

Antusiasme peserta dalam mengikuti pelatihan sangat tinggi, terlihat dari keaktifan mereka selama proses pelatihan, terutama dalam sesi refleksi.

Banyak peserta yang menyampaikan rasa terima kasih karena telah mendapatkan pengetahuan tentang cara mengenali hoaks di media digital. Sebagian peserta juga mengungkapkan bahwa format pelatihan yang berbeda dari biasanya membuat kegiatan ini lebih menarik dan tidak membosankan, terutama dengan adanya edukasi melalui gim distorsi informasi.

Pelatihan Sekolah Kebangsaan ini ditutup dengan sesi foto bersama, menandai berakhirnya kegiatan yang penuh manfaat.